Artikel ini merupakan tugas pelatihan daring program Guru Pembelajar dalam laman gurupembelajar.id. Disusun oleh Muhammad Nsiruddin Timbul Joyo, Peserta kelas Bahasa Indonesia SMP D Jatim KK-F Jember-1.
Putri Tidur
Dahulu kala, hiduplah seorang Raja dan Ratu yang tidak memiliki anak. Hal ini membuat Raja dan Ratu sedih. Suatu hari Ratu berjalan di tepi sungai, tiba-tiba ada seekor ikan kecil mengangkat kepala dan keluar dari air sambil berkata “Apa yang kau inginkan akan terpenuhi dan kamu akan segera memiliki putri.”
Ramalan ikan tersebut benar, Ratu melahirkan putri kecil yang cantik. Raja sangat senang dan mengadakan pesta besar-besaran. Ia mengundang sanak keluarga, teman, rakyat, dan juga peri yang ada di kerajaan. Di kerajaan hanya ada dua belas piring emas, sehingga Raja hanya mengundang dua belas peri saja dan peri ketiga belas tidak diundang.
Setelah perjamuan, semua peri memberikan hadiah terbaiknya untuk putri kecil tersebut. Satu peri memberikan kebaikan, peri yang lain memberi kecantikan, kekayaan, dan begitu pula dengan peri yang lain. Setelah peri kesebelas memberikan berkah, peri ketiga belas yang tidak mendapat undangan membalas dendam dan berkata “Putri Raja saat usianya yang kelima belas akan tertusuk jarum jahit dan meninggal.” Peri kedua belas yang belum memberikan berkah maju dan berkata kutukan tersebut akan terjadi, sang Putri tidak akan meninggal tetapi akan tertidur selama seratus tahun.
Berkah yang diberikan semua peri terwujud, sang Putri sangat cantik, baik budi, ramah tamah, bijaksana, hingga semua orang mencintainya. Saat usia sang Putri lima belas tahun, Raja dan Ratu pergi dan sang Putri ditinggal sendiri di istana. Sang Putri menyusuri semua kamar satu persatu hingga ia sampai di sebuah menara tua. Saat membuka pintu, ia melihat seorang wanita sedang menjahit dan menyulam. Sang Putri mengambil jarum jahit dan mulai ikut menyulam. Secara tidak sengaja sang Putri tertusuk jarum jahit, dan apa yang diramalkan peri ketiga belas terjadi. Sang Putri jatuh ke tanah dan tertidur pulas, Raja dan Ratu yang baru pulang juga tertidur, kuda di kandang, anjing di halaman, burung merpati di atas atap, dan lalat di dinding, semua jatuh tertidur.
Tanaman-tanaman liar yang berada di sekitar istana tumbuh dan memagari istana. Setiap tahun bertambah tebal hingga menutupi semua tempat dan tidak kelihatan lagi. Kabar Putri cantik yang tertidur terdengar hingga ke pelosok negeri dan membuat anak raja dan pangeran mencoba masuk ke dalam istana itu. Tetapi mereka tidak berhasil karena duri dan tanaman yang terhampar seolah menjerat mereka.
Setelah bertahun-tahun berlalu, orang tua bercerita kepada Pangeran tentang seorang putri raja yang cantik, tebalnya duri yang memagari istana dan betapa indahnya istana yang terselubung dengan duri. Kemudian Pangeran tersebut berkata “Semua cerita ini tidak akan menakutkan saya, saya akan pergi dan melihat Putri Tidur tersebut.” Meski orang tua tersebut melarang, Pangeran tetap memaksa untuk pergi.
Saat ini, seratus tahun telah berlalu. Ketika Pangeran datang ke semak belukar yang memagari istana, yang di lihat hanyalah tanaman indah yang dapat dilalui dengan mudah. Tanaman tersebut menutup kembali setelah Pangeran melaluinya. Saat Pangeran tiba di istana, dilihatnya anjing sedang tertidur, begitu juga kuda di kandang, dilihatnya burung merpati tertidur dengan kepala di bawah sayapnya, ketika masuk di istana, dia melihat lalat tertidur di dinding, dan tukang masak yang masih memegang rambut anak yang kelihatan meringis dalam tidur.
Ketika masuk ke dalam, semua terasa sunyi, hingga ia tiba di sebuah menara tua dimana Putri Tidur berada. Putri Tidur terlihat begitu cantik hingga sang Pangeran tidak dapat melepaskan matanya dari sang Putri. Sang Pangeran lalu berlutut dan mencium sang Putri hingga sang Putri membuka mata dan terbangun sambil tersenyum kepada sang Pangeran.
Mereka keluar dari menara dan saat itu Raja dan Ratu juga telah terbangun termasuk menterinya. Kuda di kandang pun terbangun dan meringkik, anjing-anjing melompat dan menggonggong, burung merpati mengeluarkan kepala dari bawah sayapnya dan terbang, lalat berterbangan, dan api di dapur kembali menyala. Akhirnya, Raja dan Ratu mengadakan pesta pernikahan untuk sang Putri dan Pangeran yang berakhir dengan kebahagiaan sepanjang hidup mereka.
Analisislah unsur-unsur intrinsik diserti bukti serta nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam dongeng tersebut!
Analisis Unsur Intrinsik Dongeng Terjemahan Putri Tidur
Analisis berikut ini merupakan analisis unsur intrinsik yang diserati disertai dengan bukti dari kutipan cerita dongeng.
1. Tema
Tema yang terdapat dalam Dongeng Putri Tidur adalah sebagai berikut: Kekuatan Kebaikan
Hal ini ditunjukkan dengan adanya dua tokoh yang baik yaitu Sang Putri dan Sang Pangeran. Ketika Sang Putri terlahir kemudian dikutuk oleh peri yang sakit hati dia tertolong karena masih ada peri yang belum memberikan hadiah melalui mantra. Maka kematiannya tertunda.
Bukti cerita:
Peri kedua belas yang belum memberikan berkah maju dan berkata kutukan tersebut akan terjadi, sang Putri tidak akan meninggal tetapi akan tertidur selama seratus tahun.
Begitu pula dengan pangeran yang baik hati. Awalnya banyak orang yang mencoba masuk ke istana tetapi sangat kesulitan, pangeran yang baik hati sangat mudah masuk ke istana.
Bukti cerita:
Saat ini, seratus tahun telah berlalu. Ketika Pangeran datang ke semak belukar yang memagari istana, yang di lihat hanyalah tanaman indah yang dapat dilalui dengan mudah. Tanaman tersebut menutup kembali setelah Pangeran melaluinya
2. Alur
Alur atau rangkaian peristiwa yang terdapat dalam dongeng Putri Tidur adalah sebagai berikut:
a. Awal yang berisi pengenalan. Dalam dongeng dikenalkan tokohnya yaitu ada Raja dan Ratu yang tidak memiliki anak. Ketika memiliki anak, raja dan ratu mengundang tokoh-tokoh yang ada di sekitar istana. 12 Peri yang diundang. Ada juga peri ke-13 yang tidak diundang dan merasasakit hati.
b. Tikaian muncul ketika peri ke-13 tidak diundang oleh Raja dan Ratu ketika menggelar pesta untuk menyambut kelahiran anaknya. Sang peri ke-13 merasa marah dan dendam kepada sang raja.
Bukti cerita:
Di kerajaan hanya ada dua belas piring emas, sehingga Raja hanya mengundang dua belas peri saja dan peri ketiga belas tidak diundang.
c. Gawatan yang terdapat dalam dongeng Putri Tidur di atas adalah ketika Peri Ke-13 mengucapkan mantra kutukan kepada sang Putri. Peri jahat mengutuknya bahwa Sang Putri akan mati pada usia lima belas tahun.
Bukti cerita;
Setelah peri kesebelas memberikan berkah, peri ketiga belas yang tidak mendapat undangan membalas dendam dan berkata “Putri Raja saat usianya yang kelima belas akan tertusuk jarum jahit dan meninggal.”
d. Puncak
Puncak masalah yang ada dalam cerita di atas adalah ketika Sang Putri bermain-main ke menara istana yang ada penjahit kain di dalamnya. Karena tertarik untuk belajar menjahit akhirnya Sang Putri terkena tusukan jarum, maka berlakukan kutukan peri ke-13. Tidak hanya Sang Putri yang tertidur, tetapi seluruh penghuni kerajaan juga tertidur. Termasuk Raja, Ratu, Hewan di kerajaan, bahkan sampai lalat pun juga tertidur. Karena tertidur tersebut, kerajaan ditumbuhi tanaman liar yang menjadikan kerajaan tersembunyi dari dunia luar selama 100 tahun.
Bukti cerita:
Sang Putri jatuh ke tanah dan tertidur pulas, Raja dan Ratu yang baru pulang juga tertidur, kuda di kandang, anjing di halaman, burung merpati di atas atap, dan lalat di dinding, semua jatuh tertidur.
e. Leraian
Leraian atau penyelesaian masalah adalah ketika ada seorang pangeran yang mendengar kisah tentang Putri Tidur. Pangeran tersebut berniat untuk mendatangi istana, tempat Putri Tidur berada. Kemudian, dia berhasil masuk ke dalam istana yang sudah ditumbuhi semak belukar berduri dengan sangat mudah.
Bukti cerita:
Ketika Pangeran datang ke semak belukar yang memagari istana, yang di lihat hanyalah tanaman indah yang dapat dilalui dengan mudah. Tanaman tersebut menutup kembali setelah Pangeran melaluinya.
f. Akhir Cerita
Dongeng Putri Tidur berakhir dengan bahagia. Putri Tidur sudah dapat bangun setelah dicium oleh pangeran. Begitu juga dengan semua orang yang tertidur di dalam istana,sudah kembali bangun. Raja dan Ratu menggelar pesta. Akhirnya kebahagian kembali kepada mereka.
Bukti Cerita:
Akhirnya, Raja dan Ratu mengadakan pesta pernikahan untuk sang Putri dan Pangeran yang berakhir dengan kebahagiaan sepanjang hidup mereka.
Jenis alur yang dipakai dalam dongeng Putri Tidur di atas adalah alur erat karena tidak ada pencabangan cerita. Semua berfokus pada cerita tentang kerajaan. Kemudian, berdasarkan urutan waktunya, alur yang dipakai adalah alur maju. Buktinya, diceritkan ketika Ratu tidak punya anak. Dilanjutkna cerita tentang anak sang ratu. Kemudian sang putri sudah berusia 15 tahun kemudian tertidur. Seratus tahun kemudian, ada pemuda yang menolong putrid. Akhirnya pangeran tersebut dinikahkan dengan sang putri.
3. Tokoh dan Penokohan
Dari dongeng Putri Tidur di atas, dapat diketahui beberapa jenis tokoh. Berdasarkan keseringan munculnya, ada tokoh utama dan tokoh pendukung. Tokoh utama dalam dongeng di atas adalah Sang Putri.
Bukti bahw Sang Putri merupakan tokoh utama dapat diketahui dari beberapa hal. Pertama, dari judul dongeng: Putri Tidur. Judul tersebut secara tersurat bahwa pusat pengisahan adalah sang putri. Rangkaian peristiwa juga adalah sang Putri. Sejak awal cerita hingga akhir cerita, Sang Putri merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan.
Tokoh-tokoh yang lain merupakan tokoh pembantu yang membantu jalannya peristiwa. Tokoh pembantu adalah Raja, Ratu, Pangeran, Oran Tua yang berkata pada pangeran, Peri.
Tokoh figuran juga terdapat dalam dongeng tersebut, yaitu Juru masak dan anaknya. Adanya tokoh Juru Masak yang juga ikut tertidur mendukung jalannya cerita bahwa semua orang ikut tertidur.
Berdasarkan watak tokoh ada tokoh protagonist dan antagonis.
Tokoh protagonis adalah tokoh yang sifatnya sesuai dengan alur besar cerita. Tokoh protagonist dalam cerita di atas meliputi:
Putri, Raja, Ratu, Peri (1-12), Pangeran.
Tokoh antagonis adalah tokoh yang sifatnya bertentangan dengan garis besar cerita.
Tokoh protagonis dalam dongeng di atasa meliputi:
Peri Ke-13 dan Orang Tua.
Peri ke-13 tidak ikut senang ketika Raja dan Ratu memiliki Putri. Bahkan dia mengutuk bahwa Putri akan meninggal pada usianya yang ke-15.
Orang Tua juga dapat digolongkan sebagai tokoh protagonis karena berusaha melarang Pangeran yang hendak menyelamatkan putri.
Adapun Penokohan yang ada dalam dongeng Putri Tidur di atas adalah dengan cara analitik. Watak-watak dan ciri-ciri yang dimiliki tokoh disebutkan langsung oleh pengarang/penulis cerita.
Bukti cerita:
Berkah yang diberikan semua peri terwujud, sang Putri sangat cantik, baik budi, ramah tamah, bijaksana, hingga semua orang mencintainya.
4. Latar
Latar penceritaan dongeng Putri Tidur ada di Istana dan Pada Zaman Dahulu. Hal ini berkaitan dengan dongeng yang biasanya disebut dengan cerita lama yang tidak masuk akal.
Berarti masih pada zaman kerajaan yang identik dengan hal mistis. Dibuktikan dengan adanya peri yang bisa mengutuk.
Latar sosial cerita di atas, berpusat pada kisah ‘istana’.Jadi cerita berada pada istana dan menceritakan raja dan keluarganya.
Latar material yang terdapat dalam dongeng Putri Tidur adalah istana yang dikelilingi semak belukar.
5. Sudut Pandang
Posisi pengarang dalam cerita Dongeng Putri Tidur di atas sebagai orang ketiga serba tahu. Pengarang dalam cerita menggunakan kata Putri bukan saya. Selain itu pengarang juga menggunakan kata ‘ia’ untuk menyebutkan tokoh dalam cerita.
Bukti cerita:
Ia mengundang sanak keluarga, teman, rakyat, dan juga peri yang ada di kerajaan
6. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang terdapat dalam sebuah cerita. Dalam dongeng di atas, ada bebarapa amanat yang bisa dipetik yaitu:
Kebaikan akan selalu menang di akhir cerita, dan orang baik akan selalu hidup bahagia. Maka, jadilah orang baik.
Selain itu, juga ada amanat yang bisa dipetik dari bagian-bagian cerita Dongeng Putri di atas.Yaitu:
Sebagai pemimpin harus bisa mengayomi seluruh rakyatnya. Jangan pilih kasih. (berdasarkan cerita Raja yang hanya mengundang 12 Peri padahal ada 13 peri).
Jika memiliki tekat yang kuat. Laksanakan saja. Kesulitan yang ada di depan mata pasti akan dapat diatasi. (Berdasarkan cerita pangeran yang bersikeras hendak menemui Putri Tidur meskipun harus melalui semak belukar, tetapi akhirnya mampu sampai dengan mudah.)
Sekian analisis unsur intrinsik dongeng Putri Tidur.
Jawaban ini juga ada di
M. Nasiruddin Timbul Joyo, Peserta Kelas dari SMP PGRI Jenggawah merupakan kerani blog tersebut.
Salam Sastra, Salam !